Secaraalamiah lansia itu mengalami kemunduran baik dari fisik, biologis, maupun mentalnya. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera danterintegrasi. Dengan adanya penurunan kesehatan dan keterbatasan fisik makadiperlukan perawatan sehari-hari yang cukup. Perawatan tersebut dimaksudkan agar lansia mampu
- Penduduk di suatu negara dapat diartikan menjadi dua, yakni orang yang tinggal di daerah tersebut dan orang yang secara hukum berhak tinggal pada daerah tersebut. Menurut Undang Undang Dasar 1945 Pasal 26 ayat 2, penduduk merupakan warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesia. Dalam buku Teori Kependudukan 2021 oleh Agustin Bidarti, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Seiring berkembangnya sebuah negara, jumlah penduduk juga terus bertumbuh. Pertumbuhan penduduk yakni perubahan jumlah penduduk suatu wilayah pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk tentu diikuti dengan permasalahannya. Indonesia menempati rangking terbesar jumlah penduduknya dari semua negara berkembang setelah China, India, dan Amerika Serikat. Baca juga Piramida Penduduk Ekspansif, Stasioner, dan KonstruktifBerikut permasalahan kependudukan di Indonesia yang ditandai dengan tiga faktor, yakni Timpangnya penyebaran penduduk Dalam buku Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan 2004 oleh Nommy Horas, penyebaran penduduk di Indonesia terbilang belum merata. Hal ini terlihat dari Pulau Jawa yang hanya 7 persen dari seluruh luas daratan Indonesia, memiliki kurang lebih 120 juta penduduk yang bermukim. Tingkat kepadatannya sekitar 700 jiwa per kilometer persegi. Sedangkan wilayah SUmatera, Kalimantan, Irian, atau Maluku yang masing-masing rata-rata hanya 88 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan penduduk di Pulau Jawa seharusnya menjadi PR bagi pemerintah. Situasi ini menjadi tantangan raksasa kependudukan. Jumlah penduduk yang kian meningkat Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hasil sensis tahun 1980 berjumlah 147 juta jiwa dengan persentase pertumbuan sebesar 2,34 persen per tahun.
Dampakpositif yang ada patut disyukuri dan dijadikan sesuatu yang bermakna. Dari peristiwa dan interaksi sosial yang ada, menyadarkan manusia agar menghargai satu sama lain karena manusia sama harkat dan derajatnya di sisi Tuhan YME. Sedangkan dampak negatif yang ada wajib diwaspadai oleh semua pihak.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Negara Indonesia dikategorikan sebagai negara berkembang oleh The World Bank. Hal tersebut dikarenakan Indonesia memiliki berbagai masalah yang lebih banyak ketimbang negara-negara maju, salah satunya adalah masalah kependudukan. Di dalamnya terdapat enam masalah kompleks antara lainlaju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi; persebaran penduduk tidak merata; tingginya angka beban tanggungan; kualitas penduduk relatif rendah, sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk rendah; angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta rendahnya pendapatan kependudukan yang akan kita bahas adalah mengenai laju pertumbuhan penduduk serta jumlah penduduk. Di Indonesia, pertambahan jumlah penduduk selama 25 dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat. Menurut hasil proyeksi yang dilakukan oleh Data Statistik Indonesia kerja sama antara Badan Pusat Statistik BPS, The Australian National University ANU, dan Lembaga Demografi Universitas Indonesia LDUI, yang didukung oleh Australian Overseas Aid Program AusAID menyatakan bahwa, pada tahun 2025 jumlah penduduk meningkat menjadi 273,2 juta jiwa yang sebelumnya pada tahun 2000 berjumlah 205,1 juta data angka di atas dapat kita lihat bahwa pertambahan jumlah penduduk tidak bisa kita kelola dan direncanakan dengan baik. Data lain juga menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 berjumlah juta jiwa lebih banyak dari perkiraan para ahli. Selain itu, tingkat angka kelahiran tidak ada tanda-tanda penurunan yang persoalan peningkatan jumlah penduduk ini Pemerintah Indonesia sejak tahun 1970-an membuat program Keluarga Berencana KB yang bertujuan untuk membuat keluarga yang harmonis dengan membatasi jumlah anak. Dengan adanya pembatasan jumlah anak ini, pemerintah berharap kedepannya jumlah penduduk di Indonesia dapat berkurang. Namun harapan itu sulit tercapai. Pasalnya jumlah penduduk sebelum tahun 1970 sudah terlampau banyak. Dengan adanya pembatasan yang diberlakukan beberapa tahun sebelumnya, hal itu sama saja dengan menstabilkan jumlah penduduk, bukan mengurangi. Ditambah lagi, jumlah kematian per tahunnya juga mengalami waktu diberlakukannya program KB sendiri dinilai terlambat mengingat jumlah penduduk yang sudah ada, seperti pernyataan di paragraf sebelumnya. Namun, program tersebut juga dinilai berhasil dalam mengurangi jumlah penduduk. Dengan dibatasinya jumlah anak yang diawali pada tahun 1980, maka jumlah penduduk beberapa dekade kedepan juga ikut menurun, meskipun persentase penurunan tidaklah lebih dari angka satu jumlah penduduk tersebut merupakan kesalahan masyarakat Indonesia sendiri. Pepatah Jawa mengatakatan, “banyak anak, banyak rejeki”. Hal itulah yang menyebabkan masyarakat Indonesia meningkatkan jumlah kelahirannya. Selain itu, penyebab lain adalah mengenai pengertian masyarakat terhadap keluarga harmonis yang minim dipahami. Bisa dilihat masyarakat di pedesaan memiliki jumlah anak lebih dari tiga jumlah maksimum keluarga harmonis, sedangkan masyarakat di perkotaan memiliki anak berjumlah dua, bahkan hanya satu. Jika memang program KB merupakan jalan keluar dalam pembatasan kelahiran, maka seharusnya pemerintah harus serius dalam hal pelaksanaan. Banyak penyelewengan-penyelewengan terjadi hampir di setiap daerah. Sebut saja di Kabupaten Lamongan yang melaporkan bahwa jumlah pil KB yang dimiliki selalu kurang. Setelah diselidiki, ternyata pil-pil tersebut digunakan oleh petani-petani tambak sebagai pakan ikan lele. Selain itu, ketidakjelasan program KB di desa membuat masyarakat desa enggan untuk melakukan program penduduk yang tinggi juga memiliki problem yang lain, yakni masalah kehidupan yang layak. Dengan jumlah penduduk yang tidak sebanding dengan luas daerah layak huni menyebabkan syarat memiliki rumah yang ideal sulit tercapai. Ukuran luas rumah yang ideal adalah minimal berukuran luas lantai 36 meter persegi UU Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman Pasal 22 Ayat 3. Sedangkan kenyataannya saat ini, ada satu keluarga yang hanya memiliki luas rumah 3 meter x 5 meter. Bahkan letak rumah satu dengan yang lain saling berhimpitan yang membuat sirkulasi udara menjadi tidak teratur. Sanitasi tiap rumahpun bisa dikatakan tidak layak. Rumah yang saling berhimpitan satu sama lain disebabkan karena masyarakat yang tinggal di area tersebut merupakan masyarakat pendatang yang ingin bekerja di daerah yang mereka tempati sekarang. Dengan kata lain, urbanisasi. Tingkat kejadian urbanisasi di Pulau Jawa lebih tinggi ketimbang di pulau-pulau lain di Indonesia. Bahkan ada daerah yang sangat minim tetangga. Jika persebaran masyarakat tidak diawasi dan dikendalikan, maka pulau lain atau daerah lain, akan kekurangan manusia untuk tinggal di sana. Roda kegiatan ekonimi di daerah-daerah yang sepi juga akan mempengaruhi stabilitas ekonomi negara. Bisa-bisa harga suatu barang di Pulau Jawa lebih murah ketimbang di Pulau Kalimantan. Ketimpangan keseimbangan harga bisa kita lihat saat ini. Kita ambil contoh berupa harga Koran. Harga Koran di Pulau Jawa lebih murah Rp 500,00 sampai Rp ketimbang di luar Pulau Jawa. Padahal bila produsen koran bisa membuat pabrik percetakan di luar Pulau Jawa, harga yang diberikan juga tidak akan terlampau jauh dari Pulau Jawa. Namun bila hanya percetakan saja yang dikembangkan sedangkan sektor basis tidak, maka sama saja produsen koran membuang uang. Setidaknya pemerintah bisa mengatasi, bahkan menyelesaikan masalah keseimbanganpengelolaan dan pengolahan sumber daya yang ada di seluruh sisi penduduk yang juga tidak selalu memberikan dampak negatif. Jumlah penduduk yang banyak bisa dikatakan sebagai sumber tenaga kerja juga ikut banyak. Inilah yang membuat investor-investor dari negara lain banyak menanamkan modal dan membuat industri di Indonesia karena ketersediaan tenaga kerja yang melimpah dengan harga yang dibilang cukup murah ketimbang mendirikan industri di negara-negara yang jauh lebih maju dari Indonesia. Dengan semakin banyaknya industri di Indonesia maka peluang mendapatkan kerja juga semakin tinggi, sehingga tingkat pengangguran bisa menurun. Efek buruk dari banyaknya industri juga lumayan banyak. Persaingan antar perusahaan semakin lama semakin tidak sehat. Promosi hasil produksi berbeda dengan produksi aslinya. Hal inilah yang membuat perusahaan tersebut semakin kaya, namun kesehatan masyarakat tidak diperhatikan. Mereka lebih memilih keuntungan ketimbang kualitas. Selain itu, kesewenang-wenangan pihak manajemen terhadap pekerja juga tidak kalah hebohnya. Mereka tidak mau meningkatkan upah pekerja karena bisa menurunkan laba perusahaan, padahal harga produk mereka sudah mereka naikkan. Kesejahteraan pekerja juga ada yang diabaikan karena jumlah pekerja yang cukup banyak. Memang tidak selamanya perusahaan asing memberikan kenyamanan dalam memberikan sesuatu kepada pekerjanya. Mereka hanya memandang tenaga kerja Indonesia sebagai mesin pekerja yang murah yang bisa digantikan kapanpun tanpa harus kehilangan modal, alias PHK. Untuk mencegah PHK secara besar-besar yang mungkin akan terjadi saat ini mengingat nilai tukar rupiah yang semakin naik, sebaiknya pemerintah memberikan kepastian hokum mengenai pengangkatan pekerja oleh sebuah perusahaan. Pemerintah harus lebih tegas kepada pemilik-pemilik modal dalam mengambil tindakan yang menguntungkan masyarakat ke persoalan awal, setidaknya pemerintah memilih jalan keluar lain dalam pengendalian peningkatan jumlah penduduk. Seandainya saja program KB sudah tidak sesuai lagi untuk diterapkan di masa yang akan datang, pemerintah sudah memiliki program pengganti atau back-up plan yang lebih fleksibel dan mudah diterapkan di setiap daerah. Lebih baik pemerintah berpikir kembali mengenai perkembangan program KB tersebut. Penentuan program pengganti juga harus dipikirkan sekarang mengingat perkembangan dunia tidak bisa kita proyeksikan. Seperti pepatah “sedia payung sebelum hujan”, lebih baik kita menyiapkan rencana-rencana baru sebagai pengganti program lama, meskipun nantinya kita tidak menggunakan rencana tersebut, daripada kita merasakan masalahnya terlebih dahulu, baru kita membuat rencana pemecahan masalah. Selain pemerintah, sebaiknya juga masyarakat Indonesia melaksanakan peranturan dan program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Beberapa masyarakat Indonesia selalu melakukan kegiatannya tanpa melihat keadaan sekitarnya. Sebagai contoh simpelnya adalah ketika berada di jalan raya. Jika kita melaksanakan aturan dan program pemerintah dengan baik, maka kondisi kita kedepannya akan berubah menjadi semakin baik. Semoga kedepannya pemerintah dapat memperbaiki sistem perencanaan kependudukan menjadi lebih baik dan masyarakat Indonesia dapat melaksanakannya tanpa berat hati.*bila ada kata-kata yang menyinggung pihak lain, Saya selaku penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya* Lihat Sosbud Selengkapnya

Masalahurbanisasi yang dihadapi oleh Indonesia saat ini adalah pertumbuhan penduduk yang terkonsentrasi di kota, sehingga muncul masalah salah satunya yaitu meningkatnya angka kemiskinan yang

January 7, 2023 325 am . 5 min read Apa kamu tahu? Bahwa Indonesia ini menempati urutan ke 4 terbesar di dunia yang memiliki tingkat permasalahan kependudukan tinggi. Namun apakah ada cara mengatasi permasalahan kependudukan di indonesia? Tentu ada banyak cara mengatasi yang bisa kamu ketahui. Karena pada artikel kali ini saya akan membahas seputar cara dalam mengatasi masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia saat ini. Lantas cara-cara apa sajakah yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan kependudukan di Indonesia saat ini? Untuk mengetahui jawabannya, langsung saja simak pembahasan lengkapnya berikut ini. Macam-Macam Permasalahan Kependudukan di Indonesia Seperti yang diketahui, bahwa berdasarkan data yang terdapat pada data Worldometers 2021. Indonesia ini memiliki jumlah penduduk yang banyak dan memasuki posisi ke 4 negara dengan penduduk terbanyak. Dikutip dari buku teori kependudukan milik Agustina Bidarti. Masalah kependudukan ini bisa tergolong sebagai salah satu masalah sosial. Karena masalah ini terjadi di lingkungan sosial atau tepatnya terjadi di masyarakat. Ini dipicu dari kurangnya peningkatan kualitas SDM-nya. Berdasarkan modul pembelajaran Geografi karya Cipta Suhud Wiguna. Bahwa masalah ini dapat digolongkan menjadi 2 jenis. Yaitu kualitatif dan kuantitatif seperti yang terdapat pada poin di bawah ini 1. Besarnya Jumlah Penduduk Masalah Bersifat Kuantitatif Tingkat jumlah penduduk pada suatu negara merupakan faktor yang terpenting dalam proses melaksanakan pembangunan yang merata. Dengan memiliki 273 Juta penduduk, tentu Indonesia mengalami banyak permasalahan. Contoh pemerintah sulit untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan hidup setiap rakyat atau penduduknya. 2. Persebaran Penduduk Tidak Merata Masalah Bersifat Kuantitatif Selanjutnya yaitu pertumbuhan penduduk yang tidak merata. Seperti saat ini bahwa pulau Jawa sudah terlalu padat akan penduduk. Karena sudah banyak lahan yang menjadi pemukiman dan industri. Sedangkan luas lahan pertanian untuk menopang kehidupan setiap rakyatnya semakin sempit dan juga sulit untuk ditemui. 3. Pertumbuhan Penduduk yang Cepat Masalah Bersifat Kuantitatif Sedangkan masalah yang bersifat kuantitatif yang terakhir dari kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat. Biasanya terjadi karena tidak diimbangi dengan daya dukung lingkungan yang seimbang. Dengan begitu banyak masalah yang bisa muncul tiba-tiba. 4. Tingkat Pendidikan Masyarakat Masalah Bersifat Kualitatif Kemudian permasalahan kependudukan yang bersifat kualitatif pertama adalah mengacu pada tingkat pendidikan di Indonesia. Karena jika tingkat pendidikan Indonesia rendah, maka menimbulkan masalah bagi penduduk. Contohnya pendapatan perkapita menurun, rendahnya kesadaran masyarakat akan pendidikan. 5. Tingkat Kesehatan Masyarakat Masalah Bersifat Kualitatif Tingkat kesehatan pada masyarakat di Indonesia memanglah belum merata dan termasuk rendah. Ini ada sangkut pautnya dengan jumlah pendapatan penduduk dari suatu daerah tersebut. Mengapa demikian? Karena jika semakin tinggi pendapatan yang bisa didapatkan penduduk. Maka kemampuan untuk membeli layanan kesehatan pun semakin tinggi juga. Bagaimana Cara Mengatasi Permasalahan Kependudukan di Indonesia? Setelah mengetahui beberapa masalah kependudukan di Indonesia berdasarkan jenisnya dan juga beserta uraiannya di atas tadi. Selanjutnya masuk ke inti pembahasan mengenai beberapa cara mengatasi permasalahan kependudukan di indonesia. Yang tentunya perlu diketahui dan juga dipahami oleh setiap masyarakat Indonesia. 1. Memberlakukan Program Keluarga Berencana KB Cara mengatasi yang pertama adalah dengan mengikuti program KB. Yang dilakukan untuk menekan jumlah kelahiran di Indonesia. 2. Rutin Mengadakan Program Transmigrasi Selanjutnya yaitu dengan mengikuti program transmigrasi. Karena dengan adanya program ini, maka akan terjadi keseimbangan baik itu dari sisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat nantinya. 3. Membuka Lapangan Kerja Di Daerah Padat Penduduk Selanjutnya yaitu dengan membuka lapangan pekerjaan. Memang tidaklah mudah dalam membuka lapangan pekerjaan ini. Namun kamu bisa memanfaatkan skill yang dimikili. Contohnya skill dalam mengolah limbah plastik dan mengubahnya menjadi barang berdaya jual tinggi. 4. Melakukan Pemerataan Pembangunan Kemudian pemerataan pembangunan mulai dari berbagai sarana. Yang harus ditempatkan secara bijak atau sesuai dengan kebutuhan. 5. Masyarakat Wajib Mengikuti Pendidikan 9 Tahun Seperti yang kita ketahui, bahwa program pendidikan 9 Tahun ini memang wajib untuk dijalani. Karena ini bisa menjadi bekal untuk mendapatkan kemampuan dalam bekerja suatu saat nanti. 6. Menambah Tenaga Kerja yang Kompeten pada Bidangnya Hal ini bisa dilakukan sebagai bentuk mengurangi masalah kependudukan di Indonesia. Karena akan memberikan waktu regenerasi tenaga kerja yang baru sebagai penerus. 7. Meningkatkan Pengelolaan Sumber Daya Alam Kemampuan dan tingkat pengelolaan terhadap pengawasan dan juga pengendalian sumber daya alam harus dilakukan secara bijak. 8. Meningkatkan Pengolahan Sumber Daya Alam Kemudian tingkat pengolahan yang mengacu pada pemanfaatan hasil usaha pun perlu diperhatikan seksama. 9. Kelengkapan Fasilitas Pendidikan Pemerintah wajib melengkapi fasilitas pendidikan di setiap tempat pendidikan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemudahan dalam menjalani masa pendidikan. 10. Pengoptimalan Peran BUMN dalam Perekonomian BUMN memiliki peran penting dalam meningkatkan ekonomi di Indonesia. Caranya dengan mengedepankan prinsip pengawasan dan pengelolaan BUMN. 11. Meningkatkan Kemampuan Teknologi Teknologi pun menjadi salah satu faktor yang harus ditingkatkan. Hal ini dikarenakan masih banyaknya masyatrakat Indonesia yang masih gagap teknologi. 12. Memanfaatkan Sumber Daya Alam Sebaik Mungkin Banyaknya sumber daya alam di Indonesia ini harus dibarengi dengan pengelolaan dan pengolahan yang bijak atau tidak berlebihan. 13. Pemberian Program Beasiswa dengan Target Sesuai Pemeberian program Beasiswa pada target yang pas atau sesuai pun menjadi salah satu cara mengatasi permasalahan kependudukan. Karena adanya Beasiswa pun bisa meringankan keuangan pelajar. 14. Meningkatkan Sarana Kesehatan Di Daerah Kecil Membangun sarana dan pra sarana kesehatan di daerah yang jauh dari kota masih harus ditingkatkan lagi. Dengan begitu pemerataan dan peningkatan kesehatan bisa sesuai dan merata. 15. Menggunakan Kurikulum Pendidikan yang Sesuai Yang terakhir yaitu menyesuaikan kurikulum pendidikan yang digunakan. Seperti yang kita ketahui program belajar mengajar setiap tahunnya harus selalu ada pembaruan atau regenerasi. Akhir Kata Nah, itulah beberapa cara mengatasi permasalahan kependudukan di indonesia yang dapat kita ketahui. Dan juga mempraktekkannya agar negara Indonesia dapat terhindar dari meledaknya jumlah penduduk.
Jawabanterverifikasi ahli Lina17 karena kependudukan di indonesia memiliki pertumbuhan penduduk yg sangat cepat dan signifikan,masalah ini perlu diwaspadai karena akan mengakibatkan kesenjangan sosial,minimnya lapangan perlu dilakukan transmigrasi penduduk Iklan Ada pertanyaan lain? Cari jawaban lainnya Pertanyaan baru di IPS
NoveSyeiraKarena semakin banyaknya penduduk, maka masalah-masalah sosial akan banyak muncul. sehingga kependudukan di Indonesia harus di waspadai. semoga membantu. 1 votes Thanks 3 Namun di sisi lain, akan menjadi dampak negatif jika Indonesia gagal memanfaatkannya dengan baik. MEA harus disikapi sebagai peluang yang baik karena segala hambatan dalam perdagangan barang dan jasa selama ini di kawasan Asia Tenggara akan hilang. Seharusnya, dengan adanya MEA, Indonesia bisa meningkatkan kualitas dan kuantitas barang ekspor
Dumairy, 1996). Kesenjangan sosial merupakan sesuatu yang menjadi pekerjaan bagi pemerintah yang butuh perhatian yang lebih. Kesenjangan sosial yang terjadi dalam masyarakat sangatlah mencolok dan makin memprihatinkan yang perlu di bahas serta dicari penyebab-penyebab terjadinya suatu kesenjangan sosial.
IlustrasiContoh Permasalahan Sosial (Sumber: Arsip Zenius) 1. Kemiskinan. Menempati urutan ke-101 sebagai negara paling miskin di dunia dan paling lama menyandang gelar low income country (negara berpenghasilan rendah) selama 58 tahun, Indonesia mengalami masalah kemiskinan yang sampai saat ini belum terselesaikan.

Untukmengurangi masalah kependudukan yang terjadi di Indonesia, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan, nih Detikers. 1. Pengurangan pertumbuhan penduduk. Salah satu cara yang sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah memberlakukan program Keluarga Berencana (KB). 2.

.
  • 3evu4arq66.pages.dev/408
  • 3evu4arq66.pages.dev/45
  • 3evu4arq66.pages.dev/439
  • 3evu4arq66.pages.dev/44
  • 3evu4arq66.pages.dev/161
  • 3evu4arq66.pages.dev/11
  • 3evu4arq66.pages.dev/221
  • 3evu4arq66.pages.dev/255
  • mengapa kependudukan di indonesia menjadi masalah sosial yang perlu diwaspadai